Kamis, 13 Februari 2014

Keutamaan Cinta Akhirat Dan Zuhud Dalam Kehidupan Dunia


Dari Zaid bin Tsabit radhiyallahu‘anhu beliau berkata: Kami mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallambersabda:

 “Barangsiapa yang (menjadikan) dunia tujuanutamanya maka Allah akan mencerai-beraikan urusannya dan menjadikankemiskinan/tidak pernah merasa cukup (selalu ada) di hadapannya, padahal diatidak akan mendapatkan (harta benda) duniawi melebihi dari apa yang Allahtetapkan baginya. Dan barangsiapa yang (menjadikan) akhirat niat (tujuanutama)nya maka Allah akan menghimpunkan urusannya, menjadikan kekayaan/selalumerasa cukup (ada) dalam hatinya, dan (harta benda) duniawi datang kepadanyadalam keadaan rendah (tidak bernilai di hadapannya)“.
Hadits yang mulia ini menunjukkan keutamaancinta kepada akhirat dan zuhud dalam kehidupan dunia, serta celaan dan ancamanbesar bagi orang yang terlalu berambisi mengejar harta benda duniawi.


Beberapa faidah penting yangterkandung dalam <a>hadits</a> ini:
- Orang yang cinta kepada akhiratakan memperoleh rezki yang telah Allah tetapkan baginya di dunia tanpa bersusahpayah, berbeda dengan orang yang terlalu berambisi mengejar dunia, dia akanmemperolehnya dengan susah payah lahir dan batin. Salah seorang ulama salafberkata, “Barangsiapa yang mencintai dunia (secara berlebihan) makahendaknya dia mempersiapkan dirinya untuk menanggung berbagai macam musibah(penderitaan)“.

- Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyyahberkata, “Orang yang mencintai dunia (secara berlebihan) tidak akan lepas daritiga (macam penderitaan): Kekalutan (pikiran) yang selalu menyertainya,kepayahan yang tiada henti, dan penyesalan yang tiada berakhir. Hal inidikarenakan orang yang mencintai dunia (secara berlebihan) jika telahmendapatkan sebagian dari (harta benda) duniawi maka nafsunya (tidak pernahpuas dan) terus berambisi mengejar yang lebih daripada itu, sebagaimana dalam <a>hadits</a>yang shahih Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Seandainyaseorang manusia memiliki dua lembah (yang berisi) harta (emas) maka dia pasti(berambisi) mencari lembah harta yang ketiga

- Kekayaan yang hakiki adalahkekakayaan dalam hati/jiwa. Rasululah shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda, “Bukanlah kekayaan itu dengan banyaknya harta benda, tetapikekayaan (yang hakiki) adalah kekayaan (dalam) jiwa

- Kebahagiaan hidup dankeberuntungan di dunia dan akhirat hanyalah bagi orang yang cinta kepada Allahdan hari akhirat, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda, “Sungguh sangat beruntung seorang yang masuk Islam, kemudianmendapatkan rizki yang secukupnya dan Allah menganugrahkan kepadanya sifatqana’ah (merasa cukup dan puas) dengan rezki yang Allah Ta’ala berikankepadanya” 

- Sifat yang mulia ini dimilikidengan sempurna oleh para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallamdan inilah yang menjadikan mereka lebih utama dan mulia di sisi Allah Ta’aladibandingkan generasi yang  datang setelah mereka. Ibnu Mas’ud radhiyallahu‘anhu berkata, “Kalian lebih banyak berpuasa, (mengerjakan) <a>shalat</a>,dan lebih bersungguh-sungguh (dalam beribadah) dibandingkan para sahabatRasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam, tapi mereka lebih baik (lebihutama di sisi Allah Ta’ala) daripada kalian”. Ada yang bertanya: Kenapa(bisa demikian), wahai Abu Abdirrahman? Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhuberkata: “Karena mereka lebih zuhud dalam (kehidupan) dunia dan lebih cintakepada akhirat” 

وصلىالله وسلم وبارك على نبينا محمد وآله وصحبه أجمعين، وآخر دعوانا أن الحمد لله ربالعالمين

Penulis: <a>Ustadz</a> Abdullah bin Taslim al-Buthon, MA
Artikel <a>www.muslim.or.id</a>



0 comments:

Posting Komentar